Selasa, 22 Juli 2014

DRAG BIKE 2014 JOGJA (RAMADHAN CUP); MUSUHNYA ANGIN KENCANG, NINJA TU ‘HANYA’ 7,3 DETIK!


Diikuti ‘hanya’ 185 starter, VSC Dragbike Ramadhan Nite Race di lintasan Pantai Depok, Parangtritis, Jogja (13/7) punya tantangan tersendiri. Namanya pinggir pantai, angin kencang jadi lawan motor kencang yang hasilnya jadi ‘pelan’. Arah angin benar-benar berlawanan. Joki sulit  mengirisnya, di tambah pula dinginnya.
Dibanding event sebelumnya, embusannya terasa pada laju motor.  “Ini memang kondisi alam. Tetap sesuai dengan rencana awal yakni 3 kali, 'seri’ 2 dan 3 akan diadakan pada Rabu, tanggal 16 dan 23 Juli mendatang. Kita reschedule lantaran ada beberapa event yang bentrok, seperti sekarang barengan dengan Bali,” bilang Nadjib M. Saleh, promotor  Venture Sport Club yang tetap pede walau ada angin.
Makanya  bersiasat, tapi bukan dengan elmu angin, apalagi angin-anginan. Lagian kecepatan anginnya tak bisa dipastikan lantaran panitia dan reporter nggak bawa alatnya, hehe. Kondisi itu membuat catatan waktu hampir semua kelas melorot. Contoh Sport 2-Tak 155 cc Tune-up, Ninja karya Nugroho alias Potter dari OTD Racing, Jogja, biasanya 7,1 detik di tempat sama, kali ini lewat Muslih Wuri hanya 7.336 detik.  Cerita persaingan Ninja TU memang seperti angin untuk menantang angin. Dan, bisa ditebak, mengkerucut pada karya Potter dari OTD, Aan from OP27 dan Ninja milik Majestic Speed Shoop Palembang yang menyelip di antara angin tadi.
Begitu pun Bebek 200 cc 4-Tak cuma 7.709 detik, jauh dari catatan yang rutin bermain 7.5 detik  dan kadang 7.4 detik. ”Time melorot, tapi FU 200 milik saya bisa juara dengan joki baru pada tiga event. Bahkan Eko Chodox kalah. Hehehe,” kekeh M. Arief Sigit Wibowo alias Pele dari kediamannya di Boyolali, Jateng. Menangnya Al Dull Pells di Bebek 200 isyarat joki mungil itu bisa menembus angin, lantaran cekingnya.
Terbukti juga pada Sakti Cetol (9 tahun) dengan tubuh yang unyil bobotnya hanya 26 kg. Sakti yang berbendera 153 Permata Wijaya CMC itu  podium kelima di Bebek 4-tak Standart 155 cc lokal Jogja. Ukuran joki  baru dua event ikut dan melawan  senior macam Ari Madun, bobot Sakti memang ngaruh.
Ah kan, namanya joki ‘ringan’ setiap kondisi lomba memang diuntungkan. “Kalo berat motor memang terasa, makanya dibanding kelas-kelas lain, sport standart paling susah dikendalikan. Di samping rangka yang memang masih standart, bodi motor yang masih terpasang jadi tambah beban, bukannya malah mengiris angin dengan aerodinamikanya,” analiasa Eko Chodox Sulistyo (Semarang).
Toh, tetap saja joki kawakan itu naik podium pertama di beberapa kelas. Makanya, jurus Chodox melawan angin kencang bisa didengarkan. Katanya, badan harus dibuat serebah mungkin nempel setang. Terutama menginjak 100 meter, lantaran angin di sekitar situ makin menjadi. “Juga pilih jalur sebelah kanan, lantaran kiri terlalu terbuka,” kata Chodox seraya nitip salam cepat sembuh buat Haris shakti Wibowo alias Mlethis.
Ya, sebelum race dimulai memang tersiar kabar, mekanik muda berbakat itu alami accident saat setting motor di daerah markasnya. Kabarnya, Mlethiz memang ikut coba sendiri Jupiter spek 200. Atas kabar itu, pasukan MBKW 2 memang batal tampil. Sama-sama, semoga cepat sembuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar